Rute angkot Surabaya

haii..

kali ini aku kasih bocoran tentang sedikit rute angkot di Surabaya, tidak semua wilayah sih, tapi, mungkin berguna buat newbie semua..

di mulai dari terminal bungurasih

1. ke kampus A unair, dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot T2 (Rp 3000)

2. ke kampus B unair dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot P (Rp 3000)

3. ke kampus C unair dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot T2 (Rp 3000)

4. ke kampus ITS keputih dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot T2 (Rp 3000) atau naik bus kota jurusan pasar turi (Rp 3000), turun di tugu pahlawan, naik angkot O (Rp 3000)

5. ke kampus poltekkes kemenkes Surabaya jurusan kebidanan, keperawatan,RS Husada Utama, dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot T2 (Rp 3000)

6.  ke RS Dr.Soetomo, dari teminal bungurasih naik bis kota jurusan joyoboyo (Rp 3000) atau bus kota AC (Rp 4000), turun di joyoboyo, lalu naik angkot T2 (Rp 3000) atau dari joyoboyo naik angkot G jurusan dharmahusada (karena jurusan G itu banyak)

7. ke TP (Tunjungan Plaza), dari bungurasih naik bus kota jurusan TP

to be continued yaaaa 

 

 

Kritis atau Tradisi

Struktur organisasi identik dengan pelaksanaan birokrasi dibawahnya. Di pemerintah pusat, kedudukan mendagri, menkes, mendiknas, dan menteri lain adalah sejajar. Namun, jika dilihat di provinsi, kedudukannya tidak lagi sejajar. Provinsi dikepalai oleh gubernur (mendagri), yang strukturnya lebih tinggi dari kepala dinas. Mari dikritisi bersama ^^. Mari Berdiskusi.

 

Dalam hal penganggaran, terutama perencanaan dana, itu juga unik. Seseorang sudah difasilitasi untuk berkecimpung sebagai organisatoris sejak duduk di bangku sekolah, mungkin sekolah menengah pertama. Mereka belajar bagaimana merencanakan suatu kegiatan dan menyusun berapa anggaran yang dibutuhkan. Menurut hemat saya, dari sini sudah kurang tepat, maksudnya, penyusunan anggaran itu hampir pasti dilebihkan, dan lebihnya itu tidak jarang lebih dari separuh. Alasannya, karena dana yang turun pasti cuma setengah dari yang diajukan. Padahal, penyusunan anggaran bisa diperkirakan dari harga yang berlaku saat ini, bila dilakukan dalam kurun waktu yang lama bisa ditambahkan dengan inflasi atau nilai guna suatu barang. Mari dikritisi bersama ^^. Mari Berdiskusi

Uniknya lagi saat SPJ, mesti dipaskan Rp. 0,-, ada yang beralasan, kalau habisnya pas, berarti perencanaannya bagus. Masalahnya jika itu diterapkan pada instansi yang lebih besar, rawan sekali akan kecurangan, pemborosan, dan sebagainya. Mengapa tidak memakai paradigma ” MENCAPAI HASIL MAKSIMAL/OPTIMAL DENGAN BIAYA MINIMAL”. Jika ada sisa saldo tapi hasilnya maksimal, bagus kan? sisa saldo atau anggaran bisa digunakan untuk alokasi yang lain. Mari dikritisi ^^. Mari Berdiskusi.

USUL saya, BERI REWARD BILA MENGHASILKAN MAKSIMAL DAN ADA SISA DANA. Diterapkan terutama pada instansi yang menaungi hajat hidup orang banyak, dan diajarkan sejak dini pada generasi muda.

Kapasitas maksimal/optimal dengan biaya minimal.

Bagaimana dengan Saudara? ^__^

Mengagumi dan Mengkritisi Indonesiaku TERCINTA (1)

Indonesia,

Negara kaya akan sumber daya alam, anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan

Negara yang  memiliki segala sumber potensi untuk berbagai bidang, pariwisata, pertanian, pertambangan, perikanan, all you can find in Indonesia

INDONESIA (bisa) MAJU

Dengan segala apa yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, hanya satu saja untuk mewujudkan Indonesia menjadi maju yaitu sumber daya manusia, alias masyarakat yang berkualitas. Masyarakat yang berkualitas minimal sehat. Sehat fisik, mental, sosial, dan dapat bekerja secara produktif. Seseorang yang sehat akan bisa memanfaatkan waktu untuk kegiatan produktif, bekerja, belajar, dan sebagainya yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidup. Masyarakat Indonesia yang berkualitas akan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara bijak untuk kemakmuran bangsa. Masyarakat akan mampu mengelola sendiri tanpa terlalu bergantung dengan bantuan luar negeri.

Tidak dipungkiri bahwa kekayaan alam Indonesia tidak terlalu dirasakan kita sebagai owner. Kegiatan penambangan, berapa sih yang masuk kantong negara? saya yakin proporsinya kecil. Pertanian dicekoki pupuk kimia yang padahal banyak ahli pertanian kita yang menemukan dan menciptakan pupuk alami yang lebih berdampak baik dimasa yang akan datang meskipun hasilnya tidak bisa dilihat secepat kilat karena tanah pertanian yang sudah terlanjur “makan” pupuk. 

Potensi-Potensi Indonesia:

– Generasi muda yang kreatif, pintar, inovatif. Banyak masyarakat kita yang menciptakan berbagai tekonologi. Di program berita televisi, sering diberitakan warga A menciptakan teknologi yang bisa mengalirkan listrik, menyaring air, biogas, dsb, dan bukan hanya dari perkotaan, bahkan di desa juga. Luar biasa bukan?!. Adik-adik kita juara olympiade yang tidak hanya tingkat nasional bahkan tingkat internasional, Keren kan?! AYO GALAKKAN SEMANGAT BELAJAR SETINGGI LANGIT!

– Pusat Budaya Dunia. Indonesia bisa punya musium budaya terbesar di dunia. kita kumpulkan berbagai budaya dari Sabang sampai Merauke. Bisa kebayangkan besarnya tanah yang kita butuhkan untuk membangun musiumnya? betapa kayanya kita dalam budaya. Kita bisa mengumpulkan dokumentasi data dari para masyarakat adat. Dokumentasi menjadi sangat vital, karena informasi yang diperoleh tidaklah mudah dan akan sangat otentik bila digali sejak awal. Yang sangat TAU dan PAHAM budaya hingga sejarahnya cenderung mereka yang tergolong bukan generasi 70, 80, 90, atau 2000an. AYO SEGERAKAN DOKUMENTASI BUDAYA KITA!

– PUSAT PARIWISATA DUNIA (to be continued)

– PUSAT GARAM DUNIA (to be continued)

– PUSAT TANAMAN PANGAN DUNIA (to be continued)

– PUSAT HUTAN HUJAN TROPIS DUNIA (to be continued)

– PUSAT TEKNOLOGI DUNIA (to be continued)

– PUSAT RELIGI DUNIA (to be continued)

– PUSAT PERADABAN DUNIA (to be continued)

Segala bidang butuh pemberdayaan yang jenisnya bergantung pada pengambil keputusan, tentunya politik. (to be continued)

Ah, tidak akan ada habisnya menghayati betapa indahnya Indonesia kita. WE LOVE INDONESIA

 

Strategi Pendekatan Risiko

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “sedia payung sebelum hujan”. Pepatah tersebut menjadi salah satu penguat dalam pergeseran paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Peralihan paradigma ini berorientasi pada sehat yang berawal dari individu dan masyarakat yang sehat dan menjaganya agar tetap sehat. Definisi sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit (morbiditas), dan kecatatan, tapi juga bisa produktif. Paradigma sakit memiliki konsep reaktif responsif dimana penanganan pada saat sakit yang bila terlambat, akan menyebabkan berbagai kerugian. Paradigma sehat menggunakan pendekatan pencegahan proaktif dan antisipatif untuk menurunkan kerugian yang dinamakan 5K yaitu kematian, kesakitan, kecacatan, ketidakpuasan, dan ketidaknyamanan.

Strategi Pendekatan Risiko dicanangkan WHO tahun 1978. Konsep potensi risiko yaitu semua ibu hamil menghadapi risiko. Setiap ibu hamil berisiko komplikasi dalam persalinan. Tujuan umum dari SPR ini adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Tujuan khususnya yaitu melakukan pengenalan dini faktor risiko ibu hamil, melakukan KIE, dan meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Hal tersebut ditunjang dengan sistem rujukan paripurna  terpadu di kabupaten/kota.

Strategi pendekatan risiko untuk ibu hamil merupakan suatu metode untuk menyelamatkan ibu dan janin/bayi baru lahir:

1. mengerahkan, memanfaatkan secara optimal sumber daya kesehatan dan non kesehatan yang ada, penanganan yang efektif, sehingga hasilnya efektif, rasional, dan relevan.

2. melakukan pencegahan pro-aktif antisipatif

3. melakukan KIE agar persalinan aman dan rujukan dengan penilaian dan pertimbangan klien dan fasilitas kesehatan (SWOT)

4. memberi penanganan adekuat yaitu persalinan normal, TpVg, OS

 

Faktor Risiko

Faktor risiko meliputi karakteristik dan kondisi pada ibu hamil dan janin:

demografi : umur, paritas, tinggi badan

biologi: medik (penyakit ibu), obstetrik (gemelli, kel.Letak, pendarahan ap, dll)

lingkungan: geografik, akses rujukan, sosial budaya, pendidikan, perilaku, sosial ekonomi, dan biaya.

 

My favorite words of Love

Motivasi itu penting apalagi buat yang lagi galau tentang cinta, hehehe. Motivasi yang sering didapat biasanya dari kata-kata baik itu dari motivator, sahabat, orang tua, bahkan dari orang yang belum kita kenal. Kata yang bak mantra itu bisa membangkitkan hati yang jatuh, merangkai kepingan cinta, bahkan membumbungkan hati yang sedang berbunga.

Kali ini, aku ingin berbagi tentang kata-kata cinta yang sangat aku rekomendasi. Kata-kata ini aku ambil dari status motivator yang aku kagumi, di salah satu akun jejaring sosial beliau.

Say this to the soul that you love..

” All i want to do in my live is to love you

to be loyal to your trust

to work tirelessly for your happiness

and to come home to you in peace

knowing that your warm and tender love

will heal the wounds form my worldly battles

Love is painfully beautiful ang beautifully painful

“A person who is looking for happiness outside of himself, will find that happiness belongs to other people. Happiness resides in you and glows to brighten your personality as you value and treat your self with respect.”

Love is the sweetest reason for insanity

Love me with all of your heart, or not at all, lets not waste time

You cannot separate love from life, because life without love would be slow without eagerness, dark without cheerfulness, and weak without hopes,love is the vibrance of life”

 

Referensi: MT status ^___^

 

Sedimentasi

Dalam proses pengolahan air minum, memiliki banyak tahapan  proses , diantaranya proses sedimentasi, koagulasi, filtrasi dll. Tetapi disini kelompok kami akan membahas tentang proses sedimentasi, dimana proses ini adalah proses pertama yang dilakukan dalam pengolahan air minum. Proses sedimentasi ini sebelumnya didahului oleh proses pra sedimentasi, yaitu : proses ditempatkannya air baku  yang karakteristik turbiditasnya tinggi dalam bak penampungan untuk mengendapkan partikel-partikel diskrit, seperti pasir dll.

Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi,sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dlsb) dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri, proses ini dilakukan setelah air dan pengotor terpisah

Proses sedimentasi  adalah  salah satu  proses yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan air baku menjadi air bersih yang layak dialirkan ke rumah masyarakat karena proses ini dapat membuat partikel besar  mengendap didasar bak karena gaya grafitasi dan membuat air limbah telah bebas partikel besar pada proses berikutnya.

Sedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan (solid-liquid) dengan menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi, baik dalam pengolahan air bersih (IPAM), maupun dalam pengolahan air limbah (IPAL).

Proses sedimentasi berfungsi untuk:

  1. memisahkan partikel utuh  (discreet) seperti pasir dan juga untuk memisahkan  padatan melayang (suspensi) yang sudah menggumpal.
  2. Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit penyaring selanjutnya
  3. Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.

Ada empat kelas atau jenis pengendapan partikel  secara umum yang didasarkan pada konsentrasi dari  partikel  yang saling berhubungan. Kriteria ini secara langsung mempengaruhi konstruksi dan disain sedimentasi. Empat jenis Pengendapan tersebut adalah masing-masing  terjadi pada pengolahan air bersih, antara lain:

1. Discrete settling (Pengendapan partikel mandiri) / plain settling

adalah pengendapan yang memerlukan   konsentrasi suspended solid yang paling rendah, sehingga analisisnya  menjadi yang paling sederhana. Di dalam Discrete settling, partikel  secara  individu mengendap dengan bebas dan tidak mengganggu atau tidak mencampuri pengendapan dari partikel lainnya. Contoh aplikasi dari Discrete settling adalah grit chambers.

2. Flocculant settling (Pengendapan partikel floc). Pada flocculant settling inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi pada  penggumpalan (agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini menyebabkan partikel  karam lebih cepat. Flocculant settling banyak digunakan pada primary clarifier.

3. Hindred Settling (Pengendapan secara perintangan). Di dalam Hindred Settling, atau Zone Settling, konsentrasi partikel adalah tidak terlalu tinggi (cukup) kemudian partikel  bercampur dengan   partikel    lainnya dan kemudian mereka karam bersama-sama. Hindred Settling sebagian besar digunakan di dalam secondary clarifiers.

4. Compression Settling. Compression Settling (Pengendapan secara pemampatan), berada pada konsentrasi yang paling tinggi pada suspended solid dan terjadi pada jangkauan yang paling rendah dari clarifiers. Pengendapan partikel dengan cara memampatkan (compressing) massa partikel dari  bawah. Tekanan (compression) terjadi tidak hanya di dalam zone yang paling rendah dari secondary clarifiers tetapi juga di dalam tangki sludge thickening.

Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Sedimentasi Pengolahan Air Minum

Alat: 1. Bak

2. Tangki umpan (Homogenezing tank) .

3. Tangki rerata (Equalizing tank) .

4. Tangki pengendap (Settling tank) .

Alat pendukung, terdiri dari :

  1. Peralatan yang berguna menganalisis kesadahan .

2.  Piknometer .

Bahan :

  1. Powder (Ca(OH)2)
  2. Air .

Kelebihan dan Kelemahan Sedimentasi Pengolahan Air Minum

KELEBIHAN:

1. Membunuh lebih dari 50% bakteri

2. Beberapa patogen akan berada di dasar wadah sehingga bagian atas wadah merupakan bagian paling bersih dan mengandung lebih sedikit pathogen

3. Dapat membunuh organisma yang disebut cercariae, yang merupakan host perantara dalam siklus hidup bilharziasis (schistosommiasis), penyakit yang berasal dari air dan sering terdapat di beberapa Negara. Penyimpanan yang lebih lama akan semakin memperbaiki kualitas air.

 

KELEMAHAN

  1. Membutuhkan waktu yang lama yakni sekitar 48 jam
  2. Tidak dapat membunuh semua bakteri dan mikroorganisme untuk menjadi benar-benar bersih
  3. Membutuhkan lahan yang luas

 

Soal PAM

soal PAM

Soal Presipitasi

Soal untuk Presipitasi

KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI PERKOTAAN

  1. Deskripsi Penyakit

KEK merupakan keadaan dimana remaja putri, wanita usia subur, atau ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.

  1. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga
  2. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah atau lambat, keringat dingin
  3. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0 (kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml) wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+ (cukup).
  4. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.
  5. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan jangka panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif untuk mereka wanita usia subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat mudahdan dapat dilakukan oleh siapa saja.
  6. Distribusi dan DeterminantPenyakit
    1. Distribusi penyakit

KEK dapat terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil di perkotaan yang tingkat perekonomiannya termasuk menengah ke atas namun tidak diimbangi dengan pengetahuan yang tinggi dengan makanan pokok roti, junkfood, dan beras dalam jumlah kecil terutama pada saat paceklik serta masih ada food taboo.

  1. b.     Determinant

Faktor risiko terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu asupan energi meliputi karbohidrat,protein  dan lemak yang kurang dalam jangka waktu yang lama.

  1. Host, Agent, dan Environment
    1. a.     Host: Absorpsi protein, karbohidrat, kondisi fisiologis ibu yang sedang hamil, usia ibu hamil yang terlalu muda (<20 tahun), usia ibu hamil yang terlalu tua (>35 tahun), bumil sudah terlalu sering hamil (anak lebih dari 3 berisiko tinggi), terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun)
    2. b.     Agent :Asupan protein, karbohidrat
    3. c.     Environment:Lingkungan perkotaan yang banyak polusi, individualis, pengetahuan rendah, status perkawinan, tingkat ekonomi, kebiasaan mencuci beras sampai putih
  2. Variabel dan skala data

Variabel dependent : KEK  skala data nominal

Variabel independent : Umur ibu (Rasio), Pengetahuan ibu (Ordinal), Tingkat ekonomi (Ordinal), LILA (Rasio), Asupan protein (Rasio), Asupan karbohidrat (Rasio), Jarak antarkelahiran (Rasio).

  1.  Uji statistik yang digunakan yaitu uji regresi logistik. Untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang bersifat dikotomus. Selain itu, dengan menggunakan uji regresi logistik ini akan dapat diketahui variabel independent yang paling dominan dan dapat mengetahui odd ratio terhadap kejadian KEK.
  2. Studi desain epidemiologi

Penelitian ini termasuk penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan apapun terhadap responden. Menurut rancang bangunnya termasuk studi epidemiologi cross sectional Karena pengamatan dan pengumpulan datanya hanya dilakukan pada satu waktu tertentu.

Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas berbagai variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat atas dasar pengelompokan penduduk menurut bermacam karakteristik yang sama (Said Rusli, 1983).

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah komposisi penduduk yang sering digunakan untuk analisis dan perencanaan pembangunan. Komposisi penduduk tersebut biasanya dijadikan satu tabel. Umur biasanya dikelompokkan menjadi jenjanglimatahunan. Struktur umur penduduk antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain sering tidak sama. Struktur umur dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi yang ketiganya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Perubahan salah satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel yang lain (Mantra, 2007).

Pengetahuan tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah penting untuk diketahui. Perbedaan struktur umur akan menimbulkan perbedaan dalam aspek sosial ekonomi seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah pendidikan (Mantra, 2007).  Pengetahuan yang bertalian dengan jumlah penduduk suatu daerah di masa depan mempunyai beragam kegunaan, salah satunya untuk penyusunan rencana pembangunan sosial ekonomi daerah tersebut. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin penting bagi suatu masyarakat baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, penting dalam hubungannya dengan angka kelahiran, kematian, rasio beban ketergantungan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Rasio jenis kelamin pada umumnya dinyatakan sebagai perbandingan jumlah laki-laki per 100 perempuan. Selain faktor rasio jenis kelamin pada saat lahir, tinggi rendahnya angka rasio jenis kelamin secara total maupun bagi golongan umur di suatu masyarakat atau komunitas dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat kematian laki-laki dan perempuan secara relatif dan oleh perbedaan tingkat migrasi neto antarjenis kelamin (Rusli, 1983).

 

Referensi

Mantra, Ida Bagoes., 2007, Demografi Umum.  Pustaka Pelajar:Yogyakarta

Rusli, Said., 1983, Pengantar Ilmu Kependudukan. Penerbit LP3ES:Jakarta

Previous Older Entries